DC-DC Switch-Mode Converter
June 29, 2009 4 Comments
DC-DC converter digunakan untuk mengubah input DC yang tidak dikontrol (unregulated) mejadi output DC yang terkontrol (regulated) pada level tegangan tertentu (desired voltage). Adapun sistem DC-DC converter bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Tegangan AC 1-phase atau 3-phase disearahkan melalui rangkaian dioda penyearah menjadi tegangan dc yang tidak terkontrol, kemudian masuk ke rangkaian filter untuk mengurangi tegangan ripple dan tetap tegangan DC tersebut masih belum terkontrol. Untuk menjadi tegangan DC yang terkontrol maka rangkaian DC-DC converter perlu ditambahkan sebelum tegangan DC tak terkontrol tersebut digunakan pada beban (load). Dengan demikian tegangan tidak stabil akibat beban bisa dihindari karena tegangan output dikontrol.
DC-DC converter ini banyak diaplikasikan pada regulated switch-mode dc power supply dan dc motor drive. Tentunya penggunaan DC-DC converter pada aplikasi tersebut akan sangat berpengaruh pada jenis DC-DC converter yang digunakan. Untuk aplikasi switch-mode DC power supply biasanya menggunakan electrical isolation transformer dan untuk aplikasi dc motor drive biasanya tidak menggunakan electrical isolation transformer.
Ada sekitar 14 jenis topologi DC-DC converter yang banyak digunakan pada switch-mode power supply. Setiap topologi mempunyai karakteristik yang unik untuk digunakan pada beberapa aplikasi tertentu. Beberapa jenis DC-DC converter yang dikenal:
1. Step-down (buck) converter
2. Step-up (Boost) converter
3. Step-down/step-up (buck-boost) converter
4. Cuk converter
5. Push-pull converter
6. Full-bridge converter, dan
7. Flyback converter
buck converter dan boost converter merupakan topologi converter dasar, karena yang lainnya merupakan turunan atau kombinasi dari buck converter dan atau boost converter.
Setiap jenis topologi DC-DC converter tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada yang paling bagus digunakan untuk AC/DC offline converter pada daya output rendah (<200 Watt), dan beberapa justru paling bagus jika digunakan pada daya output tinggi. Ada beberapa yang lebih baik jika digunakan untuk input tegangan AC tinggi (>~ 200 Volt) dan yang lainnya baik digunakan pada input tegangan ac sekitar 120 Volt atau lebih rendah dari itu. Sehingga untuk mendapatkan topologi terbaik, maka sangatlah penting untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap topologi serta aplikasi yang akan digunakan.
Sumber:
– Power Electronics: Converters, Applications and Design, International Edition, John Wiley & Sons Inc Publisher by Mohan, Undeland and Robbins.
– Switching Power Supply Design, McGraw Hill Publisher by Abraham I. Pressman
– http://www.allproducts.com/ee/powerwin/DC-DC-Converter-31-dc_dc_single_output-l.jpg in June 30, 2009.
adeuuuh mulei nulis lagi nih. hohoho si ay mah ga hosting n domain ti wp di redirect kang. bikin domain n hosting aja sendiri. install aja wp sendiri, bisa pake fantastico or manual. n template yg diutak atik sendiri jg.
mohon info no. hp bapak..
saya membutuhkan inverter DC-DC yg bisa up 40-48 VDC pada beban 80 ampere
generator DC kami saat ini 51 VDC beban O ampere, pada saat terbebani 60 ampere voltage turun 40VDC
Bagaimana solusi Jika generator kami bisa bertahan 40VDC pada beban 80 ampere
terima kasih
salam
purwanto
081288996667
maaf bertahan 48 vdc saat terbebani 80 A
Salam kenal,
Saya tidak tau berapa maximum power yang bisa di generate oleh generator DC tersebut, tapi kalau melihat dari cerita bahwa tegangan turun menjadi 40VDC saat beban 80A dan tanpa ada DC/DC converter, berarti maximum power dari generator tersebut sekitar 3.2kW. Kalau ingin bertahan di 48VDC dengan beban 80A, mungkin harus diperhatikan atau dihitung kembali maximum power dari generator tersebut apa bisa sampai 3.84kW? dan kemudian klo iya bisa menambahkan DC/DC converter Buck topology (multiple Buck DC/DC converter) untuk membagi power rate menjadi lebih kecil dengan cara paralel dan mengontrol tegangan output yang diinginkan.